Jus Delima vs. Tomat: Mana yang Terbaik Mendukung Tekanan Darah Sehat?

15

Jus delima dan tomat sering disebut-sebut sebagai cara alami untuk menurunkan tekanan darah, yang merupakan langkah penting dalam mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke. Meskipun keduanya menawarkan manfaat potensial, bukti saat ini menunjukkan jus delima mungkin sedikit lebih efektif, meskipun efek apa pun cenderung bersifat sementara. Kuncinya terletak pada bagaimana jus ini berinteraksi dengan proses alami tubuh.

Jus Delima: Efek Lebih Kuat Namun Singkat

Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi 5–10 ons jus delima setiap hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik (angka teratas) sekitar 5–7 poin. Namun pengurangan ini tampaknya hanya berlangsung sekitar dua bulan. Mekanisme di balik efek ini kemungkinan besar melibatkan nitrat alami yang ditemukan dalam buah delima. Nitrat ini diubah menjadi oksida nitrat, yang melemaskan dan memperlebar pembuluh darah, sehingga mengurangi tekanan.

Selain itu, jus delima mengandung antioksidan yang menghambat enzim pengubah angiotensin—elemen penting dalam pengaturan tekanan darah. Satu cangkir mengandung potasium dalam dosis besar (533 mg), yang membantu menurunkan tekanan darah, meskipun asupan berlebihan dapat menimbulkan masalah bagi individu dengan masalah ginjal.

Jus Tomat: Pilihan yang Kurang Dipelajari, Masih Bermanfaat

Meskipun penelitian yang mendukung jus tomat kurang luas, beberapa bukti menunjukkan adanya manfaat, terutama dari senyawa likopen. Lycopene, antioksidan, melindungi sel-sel pembuluh darah. Jus tomat juga menyediakan potasium (527 mg per cangkir) – sedikit lebih sedikit dibandingkan jus delima – berkontribusi terhadap pengendalian tekanan darah.

Melampaui Tekanan Darah: Manfaat Kesehatan Tambahan

Kedua jus ini menawarkan manfaat kesehatan yang lebih luas. Jus delima dapat membantu menurunkan kolesterol LDL (“jahat”) sekaligus meningkatkan kolesterol HDL (“baik”). Jus tomat, berkat likopen, juga dapat mengurangi penggumpalan trombosit, sehingga sedikit menurunkan risiko serangan jantung dan stroke.

Namun, jus tomat menawarkan keunggulan nutrisi. Secangkirnya mengandung lebih banyak protein (2g vs 0g), serat (2g vs 0g), kalsium (42mg vs 20mg), zat besi (1mg vs 0,2mg), Vitamin A (55mg vs 0mcg), dan Vitamin C (42mg vs 0mg) dibandingkan jus delima.

Pertimbangan Penting Sebelum Minum

Para ahli menekankan bahwa diet seimbang yang kaya akan sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian adalah pendekatan yang paling dapat diandalkan untuk mengelola tekanan darah. Mengandalkan jus saja bukanlah solusi yang berkelanjutan. Jika mempertimbangkan jus delima atau tomat, waspadai potensi interaksinya.

Jus buah delima dapat mengganggu pengobatan tertentu, termasuk obat tekanan darah, jadi konsultasikan ke dokter terlebih dahulu. Jus tomat juga mengandung lebih banyak gula alami (34g vs 6g per cangkir) dibandingkan jus tomat, sehingga kurang ideal bagi mereka yang mengelola diabetes atau menjaga berat badan. Seperti yang dicatat oleh ahli jantung Kaustubh Dabhadkar, “Seringkali lebih baik memakan kalori daripada meminumnya. Serat dalam buah dan sayuran utuh memperlambat penyerapan gula.”

Pada akhirnya, kedua jus ini mungkin dapat memberikan dukungan tekanan darah sementara, namun tidak ada yang bisa menggantikan gaya hidup sehat dan holistik. Jus delima tampaknya memiliki sedikit keunggulan dalam penelitian, namun jus tomat memberikan lebih banyak nutrisi penting.

попередня статтяPikiran Negatif Mengubah Otak Anda Secara Fisik: Penelitian Baru Mengungkap Caranya
наступна статтяBulan Kesehatan Mental: Panduan Memulai Tahun dengan Tenang